Skip to content

Perjalanan Studi Pengembangan KPH di Negara Bagian Hessen, Jerman

December 28, 2011

Oleh : Priyambudi Santoso (Widyaiswara Pusdiklat Kehutanan)

Pendahuluan
Catatan harian atau biasa juga disebut jurnal tentang ”Perjalanan Studi Pengembangan
KPH di Negara Bagian Hessen, Jerman” ini saya tulis selama waktu pergi-pulang (PP)
perjalanan. Atau selama 13 hari, mulai tanggal 6 Desember 2011 sampai dengan tanggal
18 Desember 2011. Isi ceritanya kadang-kadang pendek sampai dengan panjang, dan
pada beberapa kegiatan dilengkapi gambar-gambar foto. Harapannya, walau secara
substansial tidaklah berati, namun dengan tulisan ini kiranya dapat menjadi kewajiban
pelaporan, dan/atau dapatlah pula menjadi bahan yang mungkin dapat bermanfaat bagi
yang berkepentingan.
Tanggal 6-8 Desember 2011
Singkat ceritanya hari ke hari adalah sebagaimana uraian berikut ini. Pertama : pada hari
Selasa, tanggal 6 Desember 2011 jam 18.40 Wib. rombongan studi-tur pengembangan
KPH (Kesatuan Pengelolaan Hutan) Indonesia ke Jerman, dalam hal ini terdiri dari 17
orang bertolak dari Bandara Soekarno-Hatta Jakarta menuju Frankfurt, Republik Federasi
Jerman melalui Abu Dhabi dengan penerbangan Etihad Airways EY471. Rombongan
dipimpin oleh Direktur Wilayah Pengelolaan dan Perencanaan Areal Pemanfaatan
Kawasan Hutan Pak Ir. Is Mugiono MM. Bagiku, inilah pengalaman pertama
penerbangan non-stop yang amat panjang selama sekitar 15 jam 40 menit. Di dalam
electronic-ticket disebutkan lama terbang dari Jakarta ke Abu Dhabi adalah 8 jam 30
menit, dan dari Abu Dhabi ke Frankfurt adalah 7 jam 10 menit. Transit selama 2 jam di
Abu Dhabi dapat dikatakan tidak cukup sempurna untuk istirahat.
Kata Pak Aries Toteles dari Biak-Papua; “bukan main, masih mengantuk, dan terasa
dingin sekali”. Ya, jawab-ku lirih, kita harus mengubah berbagai kebiasaan selama 10
hari ke depan nih…!!!; ya berpakaian, ya kebiasaan makan, yaa waktu tidur, dan
sebagainya. Pertama-tama, mari kita mencocokkan jam tangan yang berbeda sekitar 6
jam, ini karena kita telah terbang ± 10,000 km dari sekitar 106º ke sekitar 6º Bujur Timur
(catatan: perbedaan 1º setara dengan beda ± 111 kilometer dalam jarak).
Kedua : hari Rabu, tanggal 7 Desember 2011 pagi (± 07.30 waktu setempat) tiba di
Frankfurt. Wuiih, udara dingin (sekitar 5ºC) telah dapat dirasakan, namun rasa senang
dan takjub dengan kemantapan bandara yang masuk tersibuk di jantungnya negara-negara
Eropa ini cukup dapat mengeliminasi rasa dingin. Terlebih lagi, setelah secangkir kopi
terhidang di warung kopi bandara. Yaa, ngopi ini adalah acara yang dibuat oleh
penjemput Pak DR. Helmut Dotzauer selaku Team Leader dari Program Forclime-GIZ,
Jerman yang bertindak dalam pengaturan acara bagi rombongan selama di Jerman.
Setelah itu, rombongan diajak melanjutkan perjalanan menuju kota Gieβen (awas
membacanya “Giessen”). Selama 1½ jam dari airport ke kota Gieβen, kota tempat kantor
FENA (The Forest Inventory, Planning and Data Management) yang merupakan bagian
penting dari Hessen-Forst, rombongan langsung mengikuti 3 (tiga) acara presentsi dan
diskusi, yaitu :
1. Forest Management Planning in the State of Hessen yang disampaikan oleh DR.
Jüergen Willig (Kepala Bagian Perencanaan dan Inventarisasi Hutan),
– 2 –
2. Pembagian Fungsi-fungsi Hutan yang disampaikan oleh DR.Hartmut Schneider, dan
3. Safeguarding The Forest Functions within in the system of land-use Planning
oleh Mr. Rolf Schulzke (Kepala Dinas Kehutanan Propinsi Hessen Utara).
Gambar 1. Bersama Mr. Rolf Schulzke di Gieβen Gambar 2. Bersama Mr. Carsten Wilke di Kantor
Kantor FENA, Hessen-Forst. Kementerian Hessen State, Weisbaden.
Agenda acara di atas cukup berat, setelah penerbangan non-stop ±15½ jam, cuci
mukapun belum apalagi mandi, dan duduk manis dalam acara diskusi-presentasi
sebanyak 3 (tiga) bahasan. Wahaha, ada 3 orang peserta yang aktif berobat ngantuk di
pojok-pojok luar gedung, yaitu; Pak Pri, Pak Maryanto, dan Pak Sandi (Nyampoerna
Mild dan Ngemarlboro). Untuk acara yang akhir ini terus berlanjut, yaitu tatkala diantar
ke Hotel Zum Riesen, maka ketiga orang itu meminta kamar-kamar yang diperbolehkan
mengisap rokok. Kata Pak Maryanto; ”Pak Pri kalau mau masak Mie-Cup dan minum
Wedang-jahe, ada lho di kamarku, ayo..!!”.
Ketiga : hari Kamis, tanggal 8 Desember 2011, pukul 7.40 pagi rombongan berangkat ke
Ibukota Hessen State, yaitu Weisbaden. Seharian itu, rombongan berkesempatan diterima
dan berdiskusi bersama Mr. Carsten Wilke (as Ministerialdirigent) dari Kementerian
Lingkungan, Energi, Pertanian dan Perlindungan Konsumen – Negara Bagian Hessen.
Pada siang sampai dengan sore hari dilanjutkan dengan diskusi dengan Mr. Sebastian
Stoll selaku Head of Division Supervision of State Forest Enterprise (SFE), dan
dilanjutkan bersama Mr. Jörg Albrech selaku Leading Director Hessen-Forst Consulting.
Gambar 3. Di depan Kantor Kementerian Lingkungan, Energi, Pertanian
dan Perlindungan Konsumen – Negara Bagian Hessen.
– 3 –
Tanggal 9 Desember 2011
Hari Jum’at, tanggal 9 Desember 2011 seluruh peserta diterima Mr. Christian Schaefer
Kepala FMU (Forest Management Unit) di Hanau-Wolfgang. Dia pernah ke Indonesia
membantu GTZ-Jerman dalam kegiatan konsultansi pengembangan konsep
pembangunan KPH. Pagi itu KKPH mengawali dengan ucapan ”selamat pagi”.
Selanjutnya uraian praktis pengelolaan sebuah FMU/KPH diberikan dengan jelas,
sesekali diselingi tanya jawab, pada umumnya peserta antusias dan ingin tahu banyak
terhadap materi yang disajikan. Mr. Christian Schaefer amat bangga menjadi KKPH.
Syarat minimum menjadi KKPH katanya; – master kehutanan yang berpengalaman baik
selama 4 tahun (“lulus” evaluasi), dan siap terus-menerus di lapangan. Pada setiap
tahunnya ada peningkatan kapasitas melalui diklat di dalam atau di luar negeri (lamanya
rata-rata ± 5 hari saja). Cerita makin mantap adalah acara siang sampai sore, mulai di
terima Walikota Grundau (Mr. Heiko Merz) dan seorang Ranger Om Patrick. Dalam hal
ini, tiba-tiba Pak Wali langsung ada di pinggir hutan di tengah-tengah rombongan, tanpa
ada pengawalan ataupun ”voorijder”, kelihatan santai dan ramah sekali (Gambar 4).
.
Gambar 4. Rombongan bersama Pak Walikota GRUNDAU dan
seorang Forest-Ranger di KPH Hanau-Wolfgang.
Luas hutan KPH Hanau-Wolfgang ± 13,500 ha (3,800 ha hutan negara bagian, 9,700 ha
hutan milik communal, dan 30 ha hutan milik /private-forest). Ada 9 ranger selaku
pengelola tingkat tapak, atau rata-rata seorang ranger mengelola hutan seluas 1,500 ha.
Beberapa jenis pohon hutan di KPH Hanau-Wolfgang adalah: oak (21%), beech (42%),
spruce/douglas-fir (10%), dan pine/larch (27%).
Gambar 5. Ranger Patrick memimpin diskusi lapang, Gambar 6. Enrichment-planting di KPH Hanaumulai
penanaman s.d. penebangan. Wolfgang dengan bahan paralon tipis.
– 4 –
Tanggal 10-11 Desember 2011
Hari Sabtu dan Minggu itu, adalah kesempatan bebas yang diberikan oleh panitia kepada
rombongan. Setelah pagi-pagi mengikuti rombongan I ke airport Frankfurt, karena 5
orang kembali ke Jakarta terlebih dahulu, maka rombongan II (12 orang) bisa sightseeing
di metropolitan Frankfurt dengan keramaian ”X-mas market”-nya selama seharian.
Esoknya, seharian penuh di hari Minggu seperti ada agenda ”Cultural Program” ke kota
tua dan kota wisata Heidelberg. Konon khabarnya, ”The Old Town of Heidelberg” ini
universitasnya telah berdiri sejak tahun 1386, perpustakaan umumnya amat tua karena
berdiri sejak tahun 1421. Yang cukup menarik, seperti di film-film adalah adanya
benteng atau istana yang biasa disebut ”Castle” di sebuah puncak perbukitan, kastil itu
masih terjaga baik walau pembangunannya di sekitar tahun 1400-an. Hampir seharian
rombongan berjalan-jalan kesana-kemari di kota tua Heidelberg, yang membuat ingin
cepat kembali ke hotel karena suhu udara sekitar 2ºC – 5ºC.
Gambar 7. Castle di perbukitan Heidelberg dibangun Gambar 8. ”The Old City Heidelberg” tertulis
di sekitar tahun 1400-an pada etalase pertokoan.
Tanggal 12-15 Desember 2011
Hari Senin tanggal 12 s.d. Kamis tanggal 15 Desember 2011 selama 4 (empat) hari
effektif rombongan ada di Herborn dan Dillenburg, tidurnya di Hotel Schloss, Herborn.
Pagi menjelang siang, pada tanggal 12 Desember 2011, dengan menempuh perjalanan
darat selama ± 2 jam, sejak dari Hotel Zum Riesen di Hanau menuju ke kantor KKPH
Herborn. Hari itu, acaranya langsung berkenalan dan dilanjutkan ceramah serta diskusi
dengan Mr. Gert Rode (KKPH Herborn), wah…ngantuk buanget, sampailah waktu sore
hari untuk makan malam. Acara makan malam di dekat Hotel Schloss inilah, pertama
kalinya aku merasakan empuk dan gurihnya daging ”Turkey” dipanggang, daging Kalkun
Panggang. Saya melihat sebelah kiri dan kananku, ….bukan main lahapnya Mas Ikhsan
dan Pak Agung. Yaa, jadinya, aku ikutan juga. Asyiek…!!
Pagi-pagi sekali, hari Selasa tanggal 13 dan 14 Desember 2011, rombongan setiap pagi
kembali ngobrol, diskusi di Kantor KKPH Herborn. KKPH atau sebagai ”head director”
adalah bertindak dalam hal ”technical management”, dan ujung tombak di lapangan
adalah ”Forest Ranger” yang nada-nadanya identik dengan ±Asper/KBKPH di Perum
Perhutani. Forest Ranger inilah yang bertindak sebagai ”technical operational”. Nah..!
kita banyak diskusi di lapangan, sampai dengan melihat calon-calon ”Forest Worker”
yang sedang magang dan nantinya diharapkan siap membantu Forest Ranger (Gambar 9).
– 5 –
Gambar 9. Acara magang penebangan pohon dari 3 (tiga) orang calon ”Forest Workers”.
Perjalanan sore-malam dilanjutkan ke Dillenburg, kota bersejarah dalam dunia kehutanan,
berada di sebelah barat Herborn. Di kota inilah cikal bakal berdirinya sekolah untuk
pengajaran kehutanan dan tempat tinggal tokoh kehutanan dunia Prof. Georg Ludwig
Hartig yang dikenal dengan paradigma pengelolaan hutan lestarinya. Setelah itu,
rombongan sempat diterima oleh Deputi Walikota (Vize-Bürgermeisterin) Mrs. Elsabeth
Fuhrlander di Balaikota Dillenburg. Antara lain, Deputi Walikota menyatakan terkesan
dan senang dengan menerima rombongan dari Indonesia, kiranya rombongan dapat
menikmati kota Dillenburg.
Gambar 10. Di depan rumah Pak Hartig di Dillenburg. Gambar 11. Rombongan diterima Ibu Deputi
Walikota (Harian Herborn).
– 6 –
Sebenarnya, dari acara di atas itu dapat saya katakan sebagai kejutan. Apa kejutan
birokrasi, atau kejutan apa yaa yang cocok. Yaa kejutan sajalah. Kala pertama, pada
tanggal 9 Desember 2011 kala diterima Walikota Grundau di pinggir hutan. Kejutan
birokrasi kedua ini adalah amat-sangat sederhananya kantor dan tatanan birokrasi
(kayaknya nggak pakai tatanan keprotokolan) yang ribet dan mumet muter-muter.
Setelah mendengar cerita dari Ibu Deputi Walikota inilah, terdapat julukan baru bagi Pak
KKPH Tarakan, yaitu “Mr. Willem van Black”, maaf yaa Pak Maryanto, ……guyonan saja
nih! Yang jelas adalah, dari dinding-dinding ruang Balaikota Dillenburg-lah terdapat
perjalanan Pangeran Belanda bernama “Willem van Oranje” yang terkait erat dengan
sejarah panjang kota.
Yaahaha, tahu-tahu udah menjelang akhir suatu perjalanan. Sampailah pada pagi hari
tanggal 15 Desember 2011. Bagaimana ini yaa, putri-salju nggak turun-turun!!?? Okey,
siang harinya, ada acara ke suatu wilayah yang Forest Ranger-nya perempuan. Di hutan
ditemui salju tipis di atas rerumputan. Waah…nada-nadanya putri-salju udah akan turun
nih..!! Yaa…Ibu Forest Ranger (sorry lupa nyimpan kartu namanya) banyak macam
ceritanya tentang hutan, antara lain tentang musibah badai yang sering merobohkan
pohon-pohon hutan yang ditanam secara homogen, terlebih lagi bagi pohon-pohon yang
berdaun jarum. Dari pengalaman itulah, hutan yang heterogen dan pohon-pohonnya
tidak hanya jenis konifer menjadi pilihan yang baik sekali, kata dia lho!
Gambar 12. Dengan latar belakang hutan konifer yang diterjang badai, Ibu Ranger
dan Pak Rode menceriterakan pengalamannya.
Tanggal 16 Desember 2011.
Pada hari Jum’at, 16 Desember 2011 rombongan akan meninggalkan kota Herborn
menuju Frankfurt, dan esok paginya terbang pulang ke Jakarta melalui Abu Dhabi
dengan maskapai penerbangan seperti perginya dulu. Huhui….mau makan sate, sop-nya
Pak Kumis….etc. “Ah ntar-lah, sedikit waktu lagi Pak, hal itu”,….kata Pak Agung. Lihat
di luar saljunya turun cukup deras. Waah yaa..huhui..!! Anggota rombongan banyak
yang beraksi di luar kantor KPH Herborn, termasuk saya (Gambar 13). Setelah itu, di
ruangan dilakukan review selama program yang dipimpin oleh Pak Jörg Albrech selaku
Leading Director Hessen-Forst Consulting. Tidak ketinggalan ucapan-ucapan terima
kasih kepada Pak Gert Rode (KKPH Herborn), dan Pak DR. Helmut Dotzauer selaku
– 7 –
Team Leader dari Program Forclime-GIZ, Jerman. Oh…yaa, juga kepada Mrs.
Margaretha selaku penerjemah setia.
Gambar 13. Sebagaimana…”Indonesier möchten Schnee”…. (Harian Herborn).
Gambar 14. Terimakasih Pak Helmut. Gambar 15. Terimakasih Pak Jörg.
Penutup
Untuk selanjutnya, yaitu yang bagian akhir cerita, pada akhir pekan tanggal 17 dan 18
Desember 2011, karena di sini tidak ada rekaman spesial, dan point-nya hanyalah cerita
kembali ke Jakarta-Indonesia, dan muaranya adalah bertemu kembali dengan keluarga
masing-masing.
Alhamdulillahirrobbil allamin.
Demikian sekilas jurnal atau lembaran-lembaran catatan harianku.
Oh..yaa, sebenarnya sangat kepingin lho sampai ke Bavarian-Forest, dan ke Black-Forest,
serta bisa mampir ke rumahnya Bapak kita, Pak B.J. Habibie di kawasan Munchen,
Bavaria, Jerman Selatan.
Okey-lah, maaf dan terimakasih atas perhatian semua, serta wassalam.

No comments yet

Leave a comment